Prakarya dan Kewirausahaan merupakan mata pelajaran baru dalam Kurikulum 2013. Prakarya dan Kewirausahaan mendidik dan memberi pelatihan bagi seluruh murid se Indonesia agar menjadi seorang enterpreneur yang dapat terus berkembang tanpa harus takut pada bos dan menunggu mutasi untuk naik pangkat. Dengan Prakarya dan Kewirausahaan membangun sikap ulet, disiplin, sabar, mandiri, dan belajar memiliki relasi luas untuk berdagang. Saya pun turut merasakan mata pelajaran ini dan praktiknya secara langsung. Standar kompetensi PKWU berawal dari pemikiran ekonomis, budaya, dan sosiologis. Kemudian bidang lingkup materi PKWU adalah
- Kerajinan Tangan; dikaitkan dengan nilai pendidikan yang diwujudkan dalam prosedur pembuatan.
- Rekayasa; memecahkan permasalahan sehari-hari dengan efektif dan mendayagunakan teknologi semaksimal mungkin.
- Pengolahan; membuat, memroduksi suatu hal atau barang yang dapat bermaslahat.
- Budi Daya; berpangkal dari cultivation, yakni menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan benda atau makhluk agar dapat tumbuh dan berkembang biak.
Nah, di semester pertama saya sekolah yakni kelas X Semt 1, PKWU diisi dengan Rekayasa berupa pembuatan logo, design dan sejenisnya menggunakan Corel Draw dan Photoshop. Lalu pada semester ke 3 di kelas XI, kami belajar mengenai rekayasa teknologi dan budi daya perikanan. Kami melakukan wawancara kepada pembudidaya ikan di Klaten atau Jogja untuk mendapatkan informasi mengenai budi daya ikan yang sesungguhnya. Kemudian di semester terakhir ini kami mempelajari pengolahan dan kewirausahaan. Pertama, kami melakukan wawancara kepada sesama teman sekelas yang sudah memulai kewirausahaan sebelumnya. Teman yang menjadi narasumber ialah reseller sepatu, blogger, designer logo dan kaos, jajanan dan masih banyak lagi. Kemudian kami menyimpulkan bahwa kewirausahaan merupakan hal tidak mudah, tapi juga bisa dilakukan oleh semua orang.
Sebelum mengenal kewirausahaan, saya pun sudah memulai berwirausaha. Saya bukan seorang pedagang makanan yang pandai, karena saya suka ngemil dan pasti jualan saya akan habis saya makan sendiri. Saya bukan seorang reseller yang produktif, karena saya sulit memilih tengkulak yang benar-benar menjadi produsen. Saya juga bukan seorang koki hebat, karena saya kurang bisa memasak enak. Tapi saya memiliki hobi bongkar pasang. Sejak kecil saya sangat menyukai mengotak-atik barang seperti bunga plastik, jam rusak, dan lainnya, terkadang saya disebut destroyer. Setelah saya mengenal handy craft, saya tidak lagi membongkar barang dengan tanpa alasan. Kini saya menggeluti usaha scrapbookdan album fold dengan bahan utama kertas. Selain mengurangi kerugian akibat sifat keingin tahuan saya, handy craft juga mampu mengembangkan hobi yang saya miliki. Namun, untuk masalah finansial, saya tidak mematok harga tinggi, karena saya telah senang saat hobi ini tersalurkan dengan positif. Sistem yang saya gunakan adalah Preorder dan COD. Alhamdulillah, sudah 2 order yang saya terima.
Selang 2 minggu membuka usaha scrapbook, guru pengampu PKWU memberi tugas bagi seluruh muridnya untuk mencoba membuka usaha kecil-kecilan sebagai implementasi PKWU sederhana. Dengan jangka waktu 4 minggu atau sebulan, kami harus membuat laporan dari percobaan wirausaha kami. Kini, hampir seluruh murid kelas XII di sekolah saya menjadi seorang wirausaha karbitan. Mereka menjual berbagai macam hal, seperti; makanan ringan, nasi kucing, pasmina, jilbab, sepatu, kaos SMANSA, es krim, sayuran, membuka jasa print dan jilid, reseller, dan masih banyak lagi. Bahkan menurut saya, sekolah saya kini menjadi bazar karena di chatlist BBM saya penuh dengan broadcast soal jualan teman-teman saya. Ini memang menarik, baru kali ini saya rasakan persaingan dagang sebenarnya. Ini pun masih tahap sekolah, belum Indonesia bahkan dunia.
Inilah bukti nyata bahwa pemerintah telah berusaha menanamkan prospek-prospek berdagang bagi penerusnya. Sehingga kini mindset bahwa lulus kuliah harus menjadi PNS dan tunduk di bawah pejabat tidak sepenuhnya menjamin hidup yang berkualitas. Membuat pandangan kepada anak-anak muda negeri untuk mandiri dan berpikir bahwa peluang hidup dapat datang dari mana saja, kapan saja, karena Tuhan telah memberikan segalanya yang terbaik bagi umatNya yang beriman. Tinggal kita sebagai manusia yang pandai atau tidak memanfaatkan karunia Tuhan.
Bagi kalian para kaum terdidik yang sempat merasakan PKWU, berbahagialah. Karena kalian baru saja menapaki lapangan pekerjaan baru dan lebih menantang. Sedangkan bagi kalian yang terlewat umur dan tidak sempat mengecap nikmatnya berdagang, kalian bisa mencoba untuk belajar mulai dari sekarang. Jangan lewatkan masa mudamu untuk berkembang dan berusaha. Di samping itu, kalian juga akan merasakan bagaimana persaingan dagang dan melatih mengelola uang sebagai modal awal dan mensyukuri penghasilan sebagai modal selanjutnya dan tambahan uang jajan. Semoga program pemerintah ini dapat membuahkan para enterpreneur cilik yang lebih dari seorang Bob Sadino, Chaerul Tanjung, dan enterpreneur sukses lainnya. Amiin
Sekian, semoga bermanfaat. Tunggu perkembangan saya menapaki semester terakhir di SMA dengan rangkaian peristiwa sekolah yang insha Allah unik, bermanfaat, dan mengesankan.